wartapedia.co.id, Kutai Kartanegara – Anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) Dapil I, Akhmad Akbar Haka Saputra menyoroti pentingnya pengelolaan industri hiburan showbiz agar bisa berjalan sehat dan berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Ia menegaskan bahwa konsep hiburan berbayar harus mulai didorong di Kukar, karena event gratis yang terlalu sering justru berpotensi membunuh industri hiburan itu sendiri.
“Hiburan atau showbiz memang harusnya berbayar, karena kalau gratis itu dia akan membunuh industri itu sendiri. Dulu ketika Rokin Borneo gratis, itu memang targetnya hanya sampai tahun terakhir, setelah itu mulai berbayar dan terbukti masyarakat tetap membeli tiket,” jelasnya pada Minggu (17/8/2025).
Kata dia, event hiburan berbayar memiliki manfaat ganda. Selain memberikan ruang kompetisi yang sehat bagi Event Organizer (EO), sistem ini juga memberi kontribusi nyata terhadap PAD. Namun ia mengingatkan, ada hal yang perlu ditinjau kembali, terutama soal regulasi pajak hiburan.
“Yang harus kita revisi, saya mau cari datanya apakah benar pajak hiburan di Kukar itu 40 persen per tiket. Dasar perhitungannya seperti apa? Kalau terlalu tinggi, tentu memberatkan EO. Jadi perlu formula yang tepat agar EO bisa hidup dan daerah juga tetap dapat PAD,” tegasnya.
Politikus PDI Perjuangan ini juga menyinggung soal masuknya sejumlah IO luar ke Kukar yang mulai meramaikan pitching event. Menurutnya, hal ini membawa dua sisi.
“Plusnya, terjadi kompetisi sehat. EO dari luar membawa atmosfer baru, ide, dan konsep segar. Ini akan membuat event makin beragam, engagement-nya makin tinggi, dan kualitas Showbiz kita makin maju. Tapi minusnya, tenaga kerja lokal bisa tergeser karena banyak tenaga kerja luar yang masuk,” ujarnya.
Akbar menilai perlu ada kebijakan jelas agar event gratis yang digelar pemerintah tidak berbenturan dengan event-event berbayar milik EO.
Menurutnya, jika pemerintah mampu menyediakan tempat representatif dengan tata kelola dan perizinan yang lebih mudah, industri hiburan di Kukar bisa tumbuh lebih sehat.
“Industri hiburan skala besar seperti konser itu punya multiplier effect yang luar biasa. Saat ada puluhan ribu orang datang di satu tempat, hotel penuh, pedagang makanan laris, semuanya ikut merasakan dampak ekonominya,” paparnya.
“Karena itu harus ada dorongan agar event berbayar bisa tumbuh. Bahkan saya pikir perlu ada perda yang mengatur hal ini, supaya jelas bagi EO lokal maupun luar yang masuk,” pungkasnya. (W/ADV/JS)