wartapedia.co.id, Kutai Kartanegara – Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang membahas persoalan banjir di Desa Purwajaya, Ketua Komisi III DPRD Kutai Kartanegara, Farida, menegaskan pentingnya penyelesaian masalah secara kekeluargaan antara perusahaan dengan masyarakat.
Ia menilai, meskipun kejadian banjir sudah berlangsung sekitar dua bulan lalu, tidak ada kata terlambat bagi warga Purwajaya untuk menyampaikan keluhan karena hingga kini belum ada titik terang yang memuaskan.
“Kalau di tingkat desa tidak bisa mengambil keputusan, biasanya dibawa ke kecamatan. Tapi ketika kecamatan juga tidak mampu mengambil keputusan, barulah dibawa ke DPRD Kabupaten. Itu sebabnya rapat hari ini penting untuk mencari solusi bersama,” ujar Faridah dalam forum RDP, Senin (25/8/2025).
Politikus PDI Perjuangan ini menyoroti perlunya DLHK Kukar turun langsung meninjau lokasi terdampak, meski peristiwa banjir telah berlalu. Menurutnya, langkah itu tetap dibutuhkan untuk memastikan kondisi lapangan dan memperkuat dasar pengambilan keputusan.
Menyinggung peran perusahaan, Farida menegaskan, meskipun air banjir disebut-sebut sebagai limpahan dari wilayah Desa Batuah, perusahaan tetap memiliki tanggung jawab moral dan sosial terhadap masyarakat Purwajaya.
“Perusahaan itu harus sadar di mana dia berpijak. Ketika terjadi sesuatu di wilayah sekitarnya, perusahaan tidak boleh lepas tangan. Walaupun sudah memberi bantuan sembako, kami berterima kasih, tetapi itu belum cukup. Yang diharapkan masyarakat adalah adanya tali asih yang layak, sebagai bentuk kepedulian, bukan sekadar formalitas,” tegasnya.
Faridah menekankan, istilah tali asih bukan dimaknai sebagai ganti rugi formal, melainkan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang terdampak kerugian besar akibat banjir.
Ia mengingatkan agar polemik ini tidak lagi dipandang dalam kerangka siapa yang benar dan siapa yang salah, melainkan bagaimana perusahaan dapat hadir dengan sikap empati.
“Masyarakat juga harus memahami, perusahaan punya banyak tanggung jawab lain. Namun, dalam situasi musibah seperti ini, perusahaan tetap harus ikut andil. Harapan kami, penyelesaian dilakukan dengan cara kekeluargaan,” jelasnya.
Faridah menutup pernyataannya dengan ajakan agar kedua belah pihak bisa menemukan jalan tengah. “Intinya, tali asih ini bentuk kepedulian perusahaan. Walaupun masyarakat dirugikan, setidaknya ada pengobat luka, ada perhatian nyata bagi warga Purwajaya yang terdampak banjir,” tandasnya. (W/ADV/JS)